Normalnya sel telur setelah dibuahi akan membelah diri sesuai dengan fungsinya. Sel-sel yang ada di bagian dalam, akan membelah diri dan tumbuh menjadi janin. Sementara sel-sel di bagian luar, biasanya membelah diri juga dan kelak berkembang menjadi plasenta (ari-ari). Katika calon plasenta berubah menjadi sel-sel liar, janin pun tak bisa tumbuh sempurna.
Gelembung mirip anggur. Pada hamil anggur sel-sel yang seharusnya tumbuh sebagai plasenta, malah tumbuh sebagai trofoblas (sel-sel muda) yang kemudian membentuk gelembung-gelembung berisi cairan. Gelembung ini sekilas memang mirip buah anggur. Dari sinilah muncul istilah hamil anggur.
Sementara sel-sel yang seharusnya tumbuh menjadi janin, perkembangannya terhenti. Bisa jadi, karena tidak mendapatkan makanan dari sel-sel yang seharusnya menjadi plasenta. Tanpa pasokan makanan tentu saja menyebabkan janin pun tak bisa tumbuh sama sekali (complete mole). Kalaupun sempat tumbuh, tentu tak sempurna (partial mole), ada janin tapi tak lengkap. Bisa jadi, tak hanya berupa seonggok daging dengan kulit, tanpa tulang atau organ yang jelas. Atau, walaupun agak jarang, dapat juga kehamilan dengan janin normal dan disertai jaringan mola. Hal ini memerlukan penanganan khusus.
Dibersihkan dan dipantau. Sel-sel ‘anggur’ itu bisanya tumbuh pesat sehingga sering dikawatirkan tidak terkendali dan menyebar ke organ lain (menjadi semacam kanker). Jadi, tak heran jika dokter segera membersihkan rahim pasien. Caranya, dengan dikuret, agar rahim benar-benar bersih. Bisanya ditangani dengan kuret isan (suction curettage).
Untuk mengamati berkembang biaknya sel-sel trofoblas, dilakukan dengan mengamati peningkatan Hormon Chorionic Gonadotrophin (HCG) pasien. Jika meningkat, maka perlu dikendalikan dengan pemberian obat-obatan. Jadi jangan heran, jika setelah dikuret Anda masih dimintabolak-balik ke laboraturium, untuk cek darah. Perlu diingat, sebagian dari mola dapat menjadi ganas.
Pemeriksaan darah dilakukan secara berkala setiap minggu, dan foto rontgen setiap 4-6 minggu. Pemeriksaan darah untuk memantau tiga bulan pertama. Kemudian, sebulan sekali untuk 6 bulan berikutnya. Tiga tahun berikutnya, pemeriksaan ini dilakukan setiap 6 bulan sekali. Masalahnya, wanita yang pernah hamil anggur, berisiko sebanyak 4-5 kali mengalami lagi. Itu sebabnya, dokter biasanya menyarankan pasien untuk “menstabilkan” dulu kondisi tubuhnya, agar benar-benar bersih dari sel-sel trofoblas, baru boleh hamil lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar