Kamis, 16 Juni 2011

Berat Badan Saat Hamil Jangan Naik Berlebihan

Bila sebelum hamil berat badan Anda normal, jaga berat badan hanya naik antara 12 - 16 kg selama hamil. Sedangkan bila Anda  mengawali kehamilan dengan berat badan berlebih, upayakan agar kenaikan berat badan sekitar 5-7 kg selama hamil.

Berat badan yang naik berlebihan meningkatkan risiko gangguan kesehatan bagi ibu hamil dan bayinya.

Risiko pada ibu:
  • Preeklampsia.  Penyakit ini ditandai dengan meningkatnya tekanan darah yang diikuti oleh peningkatan kadar protein di dalam urin. Wanita hamil dengan preeklampsia juga akan mengalami pembengkakan pada kaki dan tangan. Akibatnya, aliran darah ke janin terhambat, dan dapat berakibat fatal. Preeklampsia dapat berlanjut kepada eklampsia yang dapat menyebabkan ibu hamil koma,  bahkan kematian, baik sebelum, saat atau setelah melahirkan.
  • Diabetes gestasional. Diabetes atau penyakit tingginya kadar gula dalam darah yang terjadi selama proses kehamilan ini  terjadi pada sekitar 4% dari jumlah total ibu hamil di seluruh dunia
  • Operasi Caesar. Ibu hamil obes akan sulit bersalin secara alami, karena timbunan lemaknya akan mempersulit proses kelahiran bayi lewat jalan lahir.
Risiko Obesitas pada Janin:
  • Bayi mengalami Makrosomia. Ukuran janin yang terlalu besar (lebar bahu lebih besar dari diameter kepala) ini akan  menyulitkan proses kelahiran dan meningkatkan komplikasi persalinan.
  • Obesitas pada bayi. Penelitian terbaru yang dipublikasikan dalam jurnal kesehatan Lancet, Amerika Serikat, wanita yang berat badannya naik lebih dari 24 kilogram  selama kehamilan dapat memiliki bayi dengan berat 150 gram lebih berat daripada wanita yang bertambah berat badannya sekitar (10 kilogram).
  • Bayi lahir prematur atau bayi lahir kurang dari 37 minggu.
  • Bayi lahir mati. Seperti yang dilaporkan kantor berita Reuters, menurut penelitian yang dilakukan oleh Dr.Aimin Chen dari Fakultas Kedokteran Universitas Creighton, Omaha, Amerika Serikat,  sejumlah bukti menunjukkan, angka kematian lebih tinggi pada bayi yang dilahirkan dari ibu yang obes.

Berat Badan Ideal Saat Hamil

Pertambahan berat badan (BB) saat hamil sangat penting, sebab merupakan pertanda kehamilan berjalan dengan baik dan janin tumbuh dan berkembang di dalam rahim.

Penyebaran pertambahan BB saat hamil adalah ke:
  • Berat janin: 2,5 – 3,5 kg
  • Plasenta: + 0,5 kg
  • Cairan: 0,5 – 1 kg
  • Darah: + 2 kg
  • Cairan tubuh: + 1,5 kg
  • Rahim: 0,5 – 1 kg
  • Payudara: + 0,5 kg
  • Cadangan lemak: + 3,5 kg
Pertambahan BB saat hamil sebaiknya cukup, tidak lebih atau kurang.
  • Bila BB sebelum hamil normal, pertambahan BB yang dianjurkan 9-12 kg.
  • Bila BB sebelum hamil berlebih, pertambahan BB yang dianjurkan 6-9 kg.
  • Bila BB sebelum hamil kurang, pertambahan BB yang dianjurkan 12-15 kg.
  • Bila mengandung bayi kembar, pertambahan BB biasanya lebih banyak, tergantung jumlah bayi yang dikandung.
Pertambahan BB per trimester kehamilan sebagai berikut:
  • Trimester I : 1-2,5 kg / 3 bulan
  • Trimester II : pertambagan berat badan rata-rata 0,35 – 0,4 kg/minggu.
  • Trimester III: pertambagan BB 1 kg/bulan. Namun pada trimester ini penambahan BB janin rata-rata 200 gram/minggu. Mulai minggu ke-28 hingga akhir kehamilan, BB Anda hanya akan bertambah sebanyak 4-5 kg.

Deteksi Hamil Anggur



Hamil anggur bisa terjadi karena terhentinya perkembangan sel telur pada kisaran minggu ke-3 atau ke-4. Sebaliknya, sel-sel yang berkembang adalah sel-sel trofoblas yang tidak mengandung pembuluh darah, yang kemudian membentuk gelembung-gelembung berisi cairan.



Gejala-gejala. Calon ibu yang mengalami hamil anggur, perutnya tetap membesar seperti hamil normal. Bahkan mengalami pula morning sickness. Akibatnya, hamil anggur tidak dapat dilihat dari luar, melainkan melalui beberapa tes seperti USG dan tes kadar hormon HCG.

Beberapa tanda hamil anggur itu seperti:
  • Kadar HCG tinggi
  • Kandungan tampak lebih besar dari usia yang sebenarnya
  • Ibu mengalami mual dan muntah luar biasa di trimester pertama
  • Perdarahan berulang
Penanggulangan dan Bahaya. Ketika Anda menemukan gejala-gejala tadi, jangan ragu untuk segera melakukan USG dan tes kadar hormon HCG, karena hamil anggur sangat berbahaya bagi calon ibu. “Jika tidak dikeluarkan, sel anggur itu akan berkembang dan membahayakan kesehatan, bahkan nyawa ibu,” ungkap dr. Stephen Mandang, SpOG dari RS Siloam Hospitals Lippo Karawaci, Tangerang. Ibu akan sering mengalami perdarahan yang mencetus anemia, bahkan mengakibatkan kematian karena kehilangan banyak darah. Pada beberapa kasus, hamil anggur menyebabkan krisis hormon tiroid yang juga dapat menyebabkan kematian. Jika calon ibu terdiagnosa mengalami hamil anggur, maka kehamilan harus segera dihentikan oleh dokter. Hamil anggur tidak selalu menyebabkan keguguran spontan, sehingga harus dikeluarkan dengan cara kuretase.
Plus, perawatan yang intensif pasca-kuretase, karena sel-sel trofoblas bisa menyebar tidak terkendali sehingga merusak sel-sel lain di sekitarnya. Calon ibu harus rajin melakukan pemeriksaan darah dan foto rontgen, serta pemeriksaan kadar HCG.

Namun jangan khawatir, Mama. Dengan penanganan dan perawatan yang  tepat, hamil anggur dapat diatasi dengan baik, dan Anda pun bisa hamil lagi!

Waspada Hamil Anggur!!!

Normalnya sel telur setelah dibuahi akan membelah diri sesuai dengan fungsinya. Sel-sel yang ada di bagian dalam, akan membelah diri dan tumbuh menjadi janin. Sementara sel-sel di bagian luar, biasanya membelah diri juga dan kelak berkembang menjadi plasenta (ari-ari). Katika calon plasenta berubah menjadi sel-sel liar, janin pun tak bisa tumbuh sempurna.

Gelembung mirip anggur. Pada hamil anggur sel-sel yang seharusnya tumbuh sebagai plasenta, malah tumbuh sebagai trofoblas (sel-sel muda) yang kemudian membentuk gelembung-gelembung berisi cairan. Gelembung ini sekilas memang mirip buah anggur. Dari sinilah muncul istilah hamil anggur.  

Sementara sel-sel yang seharusnya tumbuh menjadi janin, perkembangannya terhenti. Bisa jadi, karena tidak mendapatkan makanan dari sel-sel yang seharusnya menjadi plasenta. Tanpa pasokan makanan tentu saja menyebabkan janin pun tak bisa tumbuh sama sekali (complete mole). Kalaupun sempat tumbuh, tentu tak sempurna (partial mole), ada janin tapi tak lengkap. Bisa jadi, tak hanya berupa seonggok daging dengan kulit, tanpa tulang atau organ yang jelas. Atau, walaupun agak jarang, dapat juga kehamilan dengan janin normal dan disertai jaringan mola. Hal ini memerlukan penanganan khusus.

Dibersihkan dan dipantau. Sel-sel ‘anggur’ itu bisanya tumbuh pesat sehingga sering dikawatirkan tidak terkendali dan menyebar ke organ lain (menjadi semacam kanker). Jadi, tak heran jika dokter segera membersihkan rahim pasien. Caranya, dengan dikuret, agar rahim benar-benar bersih. Bisanya ditangani dengan kuret isan (suction curettage).

Untuk mengamati berkembang biaknya sel-sel trofoblas, dilakukan dengan mengamati peningkatan Hormon Chorionic Gonadotrophin (HCG) pasien. Jika meningkat, maka perlu dikendalikan dengan pemberian obat-obatan. Jadi jangan heran, jika setelah dikuret Anda masih dimintabolak-balik ke laboraturium, untuk cek darah. Perlu diingat, sebagian dari mola dapat menjadi ganas.

Pemeriksaan darah dilakukan secara berkala setiap minggu, dan foto rontgen setiap 4-6 minggu. Pemeriksaan darah untuk memantau tiga bulan pertama. Kemudian, sebulan sekali untuk 6 bulan berikutnya. Tiga tahun berikutnya, pemeriksaan ini dilakukan setiap 6 bulan sekali. Masalahnya, wanita yang pernah hamil anggur, berisiko sebanyak 4-5 kali mengalami lagi. Itu sebabnya, dokter biasanya menyarankan pasien untuk “menstabilkan” dulu kondisi tubuhnya, agar benar-benar bersih dari sel-sel trofoblas, baru boleh hamil lagi.