Berat badan yang naik berlebihan meningkatkan risiko gangguan kesehatan bagi ibu hamil dan bayinya.
Risiko pada ibu:
- Preeklampsia. Penyakit ini ditandai dengan meningkatnya tekanan darah yang diikuti oleh peningkatan kadar protein di dalam urin. Wanita hamil dengan preeklampsia juga akan mengalami pembengkakan pada kaki dan tangan. Akibatnya, aliran darah ke janin terhambat, dan dapat berakibat fatal. Preeklampsia dapat berlanjut kepada eklampsia yang dapat menyebabkan ibu hamil koma, bahkan kematian, baik sebelum, saat atau setelah melahirkan.
- Diabetes gestasional. Diabetes atau penyakit tingginya kadar gula dalam darah yang terjadi selama proses kehamilan ini terjadi pada sekitar 4% dari jumlah total ibu hamil di seluruh dunia
- Operasi Caesar. Ibu hamil obes akan sulit bersalin secara alami, karena timbunan lemaknya akan mempersulit proses kelahiran bayi lewat jalan lahir.
- Bayi mengalami Makrosomia. Ukuran janin yang terlalu besar (lebar bahu lebih besar dari diameter kepala) ini akan menyulitkan proses kelahiran dan meningkatkan komplikasi persalinan.
- Obesitas pada bayi. Penelitian terbaru yang dipublikasikan dalam jurnal kesehatan Lancet, Amerika Serikat, wanita yang berat badannya naik lebih dari 24 kilogram selama kehamilan dapat memiliki bayi dengan berat 150 gram lebih berat daripada wanita yang bertambah berat badannya sekitar (10 kilogram).
- Bayi lahir prematur atau bayi lahir kurang dari 37 minggu.
- Bayi lahir mati. Seperti yang dilaporkan kantor berita Reuters, menurut penelitian yang dilakukan oleh Dr.Aimin Chen dari Fakultas Kedokteran Universitas Creighton, Omaha, Amerika Serikat, sejumlah bukti menunjukkan, angka kematian lebih tinggi pada bayi yang dilahirkan dari ibu yang obes.